Buku "TUHAN, inilah Proposal Hidupku ....." (TIPH) bukanlah
buku biasa. Berdasarkan definisi penerbitnya, Gramedia Pustaka, buku
karangan Kang Jamil ini termasuk dalam katalog Work Book. Ini artinya
Anda selaku pemilik atau pemegang buku ini memiliki "tugas tambahan" di
samping membacanya. Tugas apa itu? Gampang kok, Anda hanya perlu
mengerjakan beberapa hal tidak sulit yang diminta oleh Kang Jamil
melalui bukunya. Tugas tambahan itu diantaranya adalah Anda dituntut
untuk langsung menuliskan "proposal hidup" Anda di atas dua setengah
halaman yang ada di dalam buku (ada di halaman 18-19-20). Selain itu,
Anda juga diminta untuk mengisi sebuah tabel yang terdiri dari tiga
bagian yakni; (1) Kegiatan yang Anda Kuasai, (2) Kegiatan yang Anda
Cintai, dan (3) Kegiatan yang Menghasilkan (halaman 38). Dan yang paling
seru adalah di halaman 65 - 68 ketika sang penulis mengajak kita untuk
membuat target 90 hari selama 4 triwulan.
Tujuan dan Landasan Ilmiah Proposal Hidup
Tujuan dari kegiatan tambahan ini adalah tidak lain agar setelah membaca buku ini Anda akan langsung memiliki semacam action plan
yang dapat membantu Anda untuk mewujudkan apa yang sudah Anda baca
tadi. Action plan inilah nantinya yang akan menjadi semacam panduan bagi
Anda dalam penyusunan proposal hidup Anda sendiri. Mungkin Anda akan
bertanya-tanya, "apakah benar kalau seandainya kita punya proposal
hidup, maka hidup kita akan lebih sukses daripada bila tidak
memilikinya?
Nah, bila memang pertanyaan itu mengusik Anda,
berarti Anda tidak perlu khawatir lagi karena di dalam buku ini Kang
Jamil juga mebeberkan landasan ilmiah dari penyusunan proposal hidup itu
sendiri. So, this book is not about a superstitioun process (baca:
proses tahayul).
Konon, berdasarkan riset selama 10 tahun (1979 - 1989) yang dilakukan oleh Mark McCormack terhadap para lulusan MBA di Harvard Business School, ditemukan fakta menarik bahwa 13% mahasiswa yang menyatakan memiliki rencana hidup yang jelas, spesifik, tapi TIDAK TERTULIS
memiliki penghasilan rata-rata dua kali lipat dibandingkan dengan
mereka yang 84% (belum memiliki dan menyusun rencana hidup). Tapi ada
yang lebih luar biasa ketimbang itu, bahwa 3% lulusan yang telah
memiliki rencana hidup yang jelas, spesifik, dan TERTULIS ternyata
memiliki penghasilan yang besarnya rata-rata 10 kali lipat dibandingkan
97% lulusan sekolah bisnis terbaik di seluruh dunia itu. Wow, siapa
yang tidak mau kalau begini. Dengan hanya menuliskan sesuatu yang kita
inginkan ternyata kita bisa meraih hasil yang jauh lebih besar ketimbang
tanpa menuliskannya (halaman 9).
Oke, sudah cukup pengantarnya,
sekarang marilah kita menguliti isi buku hasil karangan dosen pasca
sarjana IPB ini. Menurut Kang Jamil, untuk menghasilkan sebuah proposal
hidup yang bagus, kita membutuhkan lima langkah untuk mencapainya:
1) You're a masterpiece!
Anda
adalah sebuah mahakarya (baca: Masterpiece). Dan Kang Jamil meminta
Anda untuk menyadarinya. Di dalam buku TPIH, Kang Jamil menganalogikan
betapa berharganya seorang manusia dengan harga beberapa barang mewah
seperti Jam Hublot yang dihargai Rp 11 Miliar atau Ferrari 250 GT SWB
yang dihargai Rp 102,9 Miliar. Menurut Kang Jamil, manusia adalah
sesuatu yang amat sangat berharga dan tidak mungkin bisa dinilai dengan
uang atau sejenisnya. Bayangkan, maukah kita menjual kedua mata atau
kedua tangan ini dengan harga 11 Miliar atau 102,9 Miliar seperti harga
kedua barang mewah di atas?
Bila Anda adalah tipe manusia yang
berkata "ya" atau "mau" untuk pertanyaan di atas, maka saya sarankan
Anda untuk segera menutup buku dan pergi jauh dari tulisan ini. Karena
tampaknya pesan Kang Jamil bukanlah ditujukan untuk orang-orang seperti
Anda. Tapi bila Anda berani menjawab "tidak", maka buku ini adalah untuk
Anda dan di bagian berikutnya Kang Jamil akan membeberkan rahasia agar
Anda bernilai lebih dari Rp 100 Miliar atau bahkan tidak ternilai sama
sekali. Bagaimana caranya? Antum harus sabar, karena jawabannya ada di
poin nomor 3! Tapi sebelum sampai kesitu, baca dulu poin kedua.
2) Tetapkan Prestasi Terbaik yang akan Anda Raih
Poin kedua dari tulisan Kang Jamil bergerak dari sebuah renungan yang dalam. Coba simak beberapa untaian kalimat berikut:
Bila
saatnya tiba nanti, Tuhan memanggil Anda dan kemudian berkata, "Saya
menciptakan kamu dengan sangat spesial dan berharga mahal, coba
ceritakan prestasi-prestasi apa yang pernah kamu capai ketika kamu hidup
di muka bumi yang sebanding dengan harga kamu?" apa yang Anda hendak
ceritakan kepada Tuhan?
Jeng ... jeng .. jeng ... kalau
disadari, renungan di atas benar-benar bisa menusuk kalbu. Kang Jamil
benar. Sebagai sang pencipta, Allah memang berhak bila nanti menanyakan
hal-hal seperti di atas. Kita sudah diciptakan dengan sangat sempurna,
lalu apa kontribusi kita?
Nah di sinilah nasehat Kang Jamil
mulai masuk. Menurut Sang Penulis, yang pernah mengayuh sepeda sepanjang
23 KM hanya untuk pergi ke sekolah, bila kita ingin menentukan prestasi
terbaik yang akan kita raih sepanjang hidup kita, maka kita perlu
membuat semacam daftar prestasi. Apapun prestasi itu boleh kita tuliskan
selama masih masuk dalam kaedah spesifik, terukur, dan jelas waktu
pencapaiannya. Di samping ketiga kaedah itu, prestasi-prestasi tersebut
hendaknya mampu meningkatkan 4-ta, yakni harta, tahta, kata dan cinta. Ups, untung tidak ada "wanita" di dalamnya ya? Hihihihihi ....
Berikut saya kutip contoh penulisan prestasi yang benar:
Spesifik:
Saya adalah Pengusaha Restoran terbaik di Jawa Barat.
Terukur:
Setiap tahun restoran saya akan menambah satu outlet.
Jangka waktu jelas:
Saya akan mencapai ini pada tahun 2020
Meningkatkan 4-ta:
Menjadi CEO terbaik di Indonesia sekaligus mampu memberi inspirasi kepada 5 juta orang
Memberi manfaat untuk orang lain:
Mempekerjakan 20 ribu orang, mempekerjakan orang-orang cacat, dan mengentaskan kemiskinan.
Nah, kalau kelima kalimat di atas digabung, kita akan mendapati kalimat motivasi yang bagus sekali;
Saya adalah Pengusaha Restoran terbaik di Jawa Barat. Setiap
tahun restoran saya akan menambah satu outlet. Saya akan mencapai ini
pada tahun 2020. Saya akan menjadi CEO terbaik di Indonesia sekaligus
mampu memberi inspirasi kepada 5 juta orang, mempekerjakan 20 ribu orang, berdayakan orang-orang cacat, dan mengentaskan kemiskinan.
Subhanallah,
bagaimana ya akhi? Mantap bukan gagasan dan nasehat dari Kang Jamil.
Saya rasa buku TPIH ini sangat cocok dibaca oleh calon-calon pengusaha
muslim - atau bahkan yang sudah menjadi pengusaha sekalipun - untuk
meraih masa depan yang sukses dan diberkahi oleh Allah SWT. Sebenarnya
masih ada tiga langkah lagi yang harus Antum ketahui agar bisa menulis
proposal hidup yang pas, tapi itu nanti akan saya paparkan di edisi
berikutnya dari tulisan ini. Untuk sementara, silahkan merenungi diri
sendiri dulu ...... (sesuai dengan nasehat di poin pertama).
No comments:
Post a Comment