Bismillahirahmanirrahim..
Sudah menjadi sebuah niatan,
tahun ramadhan ini aku harus mencoba pengalaman sensasi beribadah di sepuluh
har terakhir ini dengan beritikaf, ntah dimesjid mana pun, asalkan acara
itikafnya betul-betul jamaah sebelumnya juga senang beritikaf disna.
Kebetulan tempat kostku tidak
terlalu jauh dengan mesjid universitas yang jamaahnya banyak juga dari kalangan
tokoh agama dan masyarakat sekitar komplek dosen yaitu Mesjid Fatullah. Banyak
juga dari beberapa daerah lain menyengajakan untuk turut bermunajat mendapat
malam lailatul qadar.
Yang semulanya aku niatkan ingin
beritikat disuatu mesjid yang tidak biasanya aku singgahi di wilayah sekitar
Jakarta, namun terbesit penrtanyaan dalam hati, Mesjid sekitar saja apakan sudah kamu makmurkan
nis?? Maka setelah tahu jadwal-jadwal itikaf sudah tersedia didepan mimbar imam
aku pun semakin semangat untuk
mengikutinya di mesjid Fatullah saja.
Pertengahan malam pun sudah
datang, alhamdulillah aku begitu berani dan yakin, malam ini akan berangkat
untuk beritikaf. Mungkin untuk sebagaian orang-orang mukmin lain sudah sering
menjalankan pengalaman ini. Tapi malam ini menjadi malam yang paling istimewa
beribadah, karena pasalnya itikaf ini baru pertama kalinya aku jalankan seumur hidup
(hee), lalu aku pun berangkat tampa ada paksaan, dorongan dan motivasi lain
selain karena Allah SWT.,jadi berangkatnya pun aku beranikan untuk sendiri
saja.
Meskipun berlawan dengan angin
malam yang dinginnya membelai kulit dan menusuk tulang, tapi aku kuatkan untuk
terus berjalan ditengah sepinya warga yang sudah terlelap. Namun pada
pertengahan perjalanan, kutemui segerombolan remaja yang belum terjaga akan
Rahmat Mu.Hamba tau, Engkau akan memberikan Rahmat kepada siapa saja yang hanya
Engkau Kehendaki, yaitu makhluk-makhluk mu yang beriman dan bertaqwa kepadaMu.
Kegiatan remaja yang jauh dari
perilaku muslim sangat tidak baik, dikala semua orang mencari Rahmat dan Ridho
nya,disini masih banyak kalangan pemuda remaja yang masih memikirkan kesenangan
dengan perkumpulan yang jauh dari ilmu dan iman.
Dengan penuh keberanian aku pun
berhasil melewati gerombolan itu dengan rasa ketakutan hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi, tapi Allhamdulillah Allah sangat melindungi ku,
Setibanya di mesjid, diawali dengan
niat, salat tahiatul masji, tahajud, amalan ibadah(dzikir,membaca Al-Quran),
salat tasbih (besama-sama,tp tidak jamaah), kemudian dilanjutkan dengan
muhasabah yang sangat menggetarkan jiwa, membukakan pemikiran dan renungan,
betapa aku masih jauh dan sangat jauh dari sifat-sifat sahabat Rasulullah yang
menyatakan kecintaannya pada Muhammad saw. Betapa besar pengorbanan Abu Bakar
yang membela jiwa, raga dan batinnya untuk melindungi Rasul dari kecaman Kafir
Qurais. Seketika aku membayangkan peristiwa yang entah sangat jauh jarak waktu
ku dengan peristiwa zaman dahulu. Sungguh sangat bersyukur muslimin saat ini,
akibat pengorbanan Rasul lah kita dapat menjalankan ibadah dengan kekhusyuan
dan kenyamanan dimana semuanya Rasul memperhitungkan porsi ibdahanya disesuaikan
dengan kemampuan umatnya.
Air mata semakin membuncah saat
ku merenungkan apa saja yang aku lakukan, aku berikan baik ilmu dan jasa-jasa
ku sangat picik yang sangat mementingkan materi. Padalah ilmu ku masih sangat
dangkal dibandingkan dengn sahabat Rasul yang paling istimewa disisi Allah
akibat ilmu-ilmu yang dimilikinya, namun pada akhirnya dimata Allah ilmu-ilmu
masih sangat jauh dari luas dan dalamnya ilmu Allah yang paling tinggi.
Sungguh sangat kecil, sangat
sombongnya hamba ini pada mu ya Rabb .... ketika hamba tidak menyegerakan
shalat, serta kekhilafan lain yang tidak hamba sadari..
Tapi hamba sangat bersyukur dan
berperasangka baik pada Mu Ya Rabb.. begitu Engkau memberikan hamba kekuatan
hingga hari ini, malam ini masih mencintai kenikmatan beribadah menghadrapkan
keridhoan Mu Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang..
Alhamdulillahirabbil alamin..
No comments:
Post a Comment